Selasa, 22 Februari 2011

5 Cara Atasi Gangguan Fisik di Kantor

Bekerja seharian di kantor bisa mengganggu fisik Anda. Salah satu penyebabnya adalah furnitur di kantor yang tak mendukung kerja. Staples Inc merilis survei, 86 persen pekerja merasa tak nyaman dengan furnitur kantor, dan 70 persen menyatakan tempat kerjanya tak ergonomis. Tak heran, jika di penghujung hari suasana hati tak menyenangkan karena fisik lelah tak didukung fasilitas kerja yang nyaman seharian.

"Fasilitas kantor yang ergonomis bisa mengurangi stres saat kerja, terutama pada mata, leher, punggung, bahu, dan pinggang," kata Carla M Jaspers, terapis di Brooklyn New York.

Rasa sakit pada tubuh, lanjut Jaspers, disebabkan saraf yang menegang, sirkulasi darah tak lancar, serta otot dan urat yang lelah. Gangguan fisik ini muncul bukan tanpa sebab. Posisi bekerja yang statis dan postur yang tak benar membuat tubuh tak diberi kesempatan untuk bergerak leluasa dan nyaman.

Ada lima gangguan fisik dan cara mengatasi masalah ketidaknyaman saat bekerja di kantor.

1. Ketegangan pada mata dan sakit kepala
Minimalisasi cahaya yang terlalu silau, terutama dari radiasi komputer di meja kerja. Tempatkan monitor pada sudut 90 derajat ke sumber cahaya seperti jendela atau lampu. Jika posisi ini tak memungkinkan, berikan filter cahaya pada monitor Anda.

2. Leher dan punggung sakit
Solusinya atur posisi monitor. Tingginya harus 60 cm dari kepala Anda dengan posisi layar tengah 10-20 derajat di bawah sudut mata.

3. Sakit pinggang
Sebanyak 86 persen karyawan bekerja dengan keyboard yang desainnya tidak ergonomis, dan 69 persen mengalami sakit pinggang. Jika ini terjadi pada Anda, solusinya adalah menyesuaikan posisi keyboard dan mouse dengan badan Anda. Caranya, saat keyboard dan mouse berada pada tempat semestinya, bahu Anda tidak membungkuk, siku nyaman di kedua sisi, pergelangan tangan paralel dengan lantai dan pinggang di posisi netral. Keyboard dan mouse sebaiknya mudah dijangkau tubuh Anda. Jika ingin sempurna, Anda perlu merancang meja keyboard yang sesuai dengan postur tubuh.

4. Postur yang salah mengganggu fisik Anda
Survei Staples membuktikan bahwa 82 persen pekerja merasa tak nyaman dengan kursi mereka. Sebanyak 54 persen dari mereka merasa perlu mengganti kursi di kantor untuk menyesuaikan dengan postur tubuh. Satu-satunya solusi untuk mengatasi masalah ini adalah mengganti kursi yang layak. Jaspers menyarankan untuk memilih kursi dengan bantalan belakang yang penuh, dan penyanggah tangan yang bisa disesuaikan. Dudukan kursi juga sebaiknya menyangga pinggang dan pinggul.

5. Fisik kelelahan
Solusinya, rehatlah sejenak. Berikan kesempatan kepada tubuh untuk bergerak. Berada dalam posisi statis dalam waktu lama akan membuat tubuh lelah. Lakukan peregangan atau berjalanlah sebentar di sekitar kantor.

(sumber : Kompas.com)

Read more... Read more...

Kamis, 17 Februari 2011

5 Rahasia Dapatkan Promosi Jabatan

Tidak hanya loyalitas, dedikasi, dan kepintaran yang dibutuhkan untuk mendapatkan promosi pekerjaan di perusahaan. Performance (penampilan) Anda pun menjadi salah satu faktor penting yang dapat menunjang karier. Penampilan yang meyakinkan dapat memengaruhi perlakuan orang lain terhadap Anda.

Seperti dikutip dari VIVAnews dari laman Yahoo1 Shine, Jumat (18/2/2011), Newsweek menemukan bahwa dalam mempekerjakan seorang manajer, perusahaan-perusahaan melakukan penilaian terhadap penampilan lebih dulu sebelum pengalaman kerja dan kepercayaan diri.

Untuk membantu mendapatkan promosi pekerjaan yang cocok bagi Anda, make up artis Carmidy dari 'What Not to Wear,' dan fitness consultant Ashley Borden memberikan tips untuk Anda seperti berikut ;

1. Gunakan mantra

Berpikiran positif adalah sebuah kunci sukses dalam bekerja. Menurut Carmidy, kecantikan tidak akan terlihat walaupun Anda menggunakan make up tanpa berpikiran positif. Bicaralah pada diri sendiri sebuah kata-kata positif yang dapat memotivasi Anda untuk beraktivitas. "Anda harus menyebutkan mantra-mantra positif di depan cermin setiap hari, dan make up pun akan menyempurnakan inner beauty Anda," ujarnya.

2. Pertegas keunikan Anda

"Jangan jadi budak tren. Ciptakan gaya Anda sendiri, sesuatu yang unik agar Anda diingat," ujar Carmidy. Memiliki ciri khas tertentu dalam berpenampilan sangat efektif dalam memberikan pesona yang kuat.

3. Budayakan tersenyum

Berdasarkan American Journal of Psychology, orang yang selalu tersenyum terlihat lebih pintas, tulus, dapat dipercaya, dan percaya diri dari pada yang terlihat terlalu serius. Oleh karena itu, pastikan gigi Anda terawat dan putih bersih. Untuk menjaga gigi tetap bersih, Anda dapat memakan wortel, apel, seledri, selada saat jauh dari sikat gigi. Makanan-makanan tersebut mampu menghilangkan plak-plak pada gigi dan menjaganya tetap bersih.

4. Gunakan warna yang sedikit berani pada bibir Anda

Anda yang wanita tentu ingin terlihat sederhana, namun tetap menampilkan rasa percaya diri dan keprofesionalan Anda. "Gunakan tata rias yang sesuai, percaya diri, dan tidak berlebihan. Warna berani pada bibir seperti merah dapat membuat orang lain memperhatikan bibir Anda, jadi mereka akan mendengarkan Anda," ujar Carmidy.

5. Perhatikan kesehatan rambut

Rambut yang indah tentu akan meningkatkan kepercayaan diri Anda. Usahakan untuk selalu merawatnya. Jangan lupa untuk menutup uban Anda dengan melakukan pewarnaan.

Read more... Read more...

Minggu, 13 Februari 2011

Yang Membimbing Kita ke Jalan Kesuksesan

Apa yang membimbing seseorang menuju jalan ke suksesan? Seperti dikutip dari Majalah Gatra edisi 16 Februari 2011, Kevin Wu Result Consultant mengatakan, pertanyaan seperti itu sering ia ajukan setiap kali dirinya memberikan pelatihan kepada karyawan dari instansi atau perusahaan tertentu, dan umumnya para peserta pelatihan mejawab, bahwa yang membuat orang sukses adalah kejujuran, keuletan, kesempatan, keberanian, kepemimpinan, dan lain lain.

Menurut Kevin, jawaban-jawaban itu tentu saja tidak ada yang salah. Namun menurut Stephen R. Covey dalam buku Everyday Greatness, yang membimbing kita menuju ke jalan kesuksesan adalah PILIHAN.

Ya, karena pilihanlah Anda berada di tempat ini sekarang. Karena pilihan jugalah anda memilih tempat kuliah, pasangan hidup, memulai karier atau bisnis, memilih peluang-peluang yang datang menghampiri, memilih aktifitas rutin produktif atau sekedar menghabiskan waktu dan masih banyak lagi.

Setiap hari kita selalu dihadapkan oleh berbagai pilihan, baik pilihan minor maupun pilihan mayor, dan pilihan-pilihan itu menunggu untuk kita putuskan. Pilihan minor contohnya adalah memilih pakaian apa yang akan digunakan, sedang pilihan Mayor di antaranya memilih pasangan hidup, tempat bersekolah, tempat berkarir dan lain sebagainya. Pilihan-pilihan ini saya ilustrasikan seperti pintu di hadapan kita yang menunggu untuk dibuka. Pilihan minor diilustrasikan dengan pintu kecil, dan pilihan mayor seperti gerbang yang besar. Banyaknya pilihan juga menunjukkan jumlah dari pintu tersebut.

Yang menarik adalah, di balik setiap pintu terdapat hal-hal yang kadang kala tidak kita duga. Hal tersebut bisa menyenangkan, tapi bisa juga mengecewakan. Apapun hal-hal yang didapat, harus diterima karena hal itu merupakan konsekuensinya. Setelah beberapa waktu mengalami hal-hal tersebut, kita kemudian dihadapkan kembali oleh pintu-pintu lainnya di depan kita. Setiap pilihan menghantarkan kita pada pilihan-pilihan lain berikutnya. Sama pula dengan pintu-pintu tersebut.

Kita tidak bisa berjalan mundur setelah membuka salah satu pintu tersebut, oleh karena itu sebelum menentukan pilihan, kita harus benar-benar mempertimbangkannya dengan matang. Akan tetapi hal ini jugalah yang menyebabkan banyak orang yang tidak berani membuka beberapa pintu, terlebih gerbang besar (baca: pilihan mayor), mereka terlihat bingung, plin-plan dan tidak memiliki keberanian untuk menghadapi konsekuensi atas pilihan mereka tersebut.

Akhirnya mereka hanya duduk bertumpu pada dagu dan lama kelamaan akan terpinggirkan dari arena kehidupannya sendiri. Posisi mereka yang sebelumnya adalah “pemain” telah berubah menjadi “penonton”, sebelumnya “subjek” kini menjadi “objek”. Kondisi ini sangatlah kontras dimana sebelumnya sebagai “pemain” mereka dapat mempengaruhi jalannya permainan, kini sebagai “penonton” mereka hanyalah menjadi penggembira. Sedangkan sebagai “subjek” mereka menjadi pelaku, kini sebagai “objek” mereka hanya sebagai pelengkap penderita. Penonton hanya bisa bersorak gembira jika ada salah seorang koleganya berhasil, tetapi keberadaan mereka tidaklah terlalu berarti bagi sang pemenang. Dan ketika mereka menyadarinya sisa waktunya tidaklah lama lagi, mereka menyerah dalam kekalahan dan kehampaan. Menyedihkan bukan?

Sebagian dari kita mungkin pernah memainkan peran “penonton” tadi, bukan? Sebelum terperosok lebih jauh mari kita kembalikan pernyataan di atas, “PILIHANLAH yang membimbing kita menuju ke jalan kesuksesan”, lalu akan muncul pertanyaan pilihan seperti apa yang Anda maksud? Ada 3 (tiga)acuan yang dapat Anda jadikan pegangan dalam menentukan PILIHAN setiap hari.

Pertama, Pilihan Untuk Bertindak
Kita selalu punya pilihan untuk berperan aktif menentukan jalan hidup sendiri atau diam dan pasrah menerima segala sesuatu?

Kedua, Pilihan Yang Berprinsip
Kita juga punya pilihan untuk menjalani kehidupan kita sesuai dengan prinsip-prinsip universal yang sudah teruji atau kita malah memilih menjalani kehidupan dengan menentang prinsip-prinsip tersebut?

Ketiga, Pilihan Yang Bertujuan
Setiap pilihan akan menghantarkan kita pada tahapan-tahapan berikutnya. Orang-orang yang memiliki tujuan dalam hidupnya akan mempertahankan pilihan-pilihan yang mengarah pada pencapaian tujuan tersebut.

Lalu, apa Pilihan Anda hari ini?

Read more... Read more...

Minggu, 06 Februari 2011

CoreAction Cerahkan Karyawan HRD PT. Telkom

PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom)Tbk memberikan kepercayaan kepada CoreAction Result Consulting untuk memberikan training kepada 29 orang manajer dan staf di bagian Human Resources Development (HRD). Pelatihan diselenggarakan pada Selasa (1/2/2011) dan Rabu (2/2/2011) di Hotel Griya Astuti, Puncak, Bogor, Jawa Barat.

“Pelatihan ini memberikan pencerahan yang selama ini terpendam,” tulis Budiharto, salah seorang karyawan PT. Telkom, pada kuesioner yang dibagikan seusai pelatihan.

CoreAction mengemas materi training dalam program Neo Peak Performance Camp (NPPC), salah satu program pelatihan unggulan CoreAction yang selalu diselenggarakan di luar kota. Selama training diberikan, dua trainer CoreAction yang memandu pelatihan ini, Kevin Wu dan Adi Putra Widjaya, membangun suasana yang komunikatif, interaktif, dan menyenangkan dengan cara menyelipkan guyonan-guyonan dan memberikan game-game untuk mensimulasikan maksud dari materi yang disampaikan.

Misalnya game berupa permainan golf. Melalui permainan ini, CoreAction memberitahu bahwa dalam melakukan sesuatu hendaknya setiap orang mengukur dulu tingkat kemampuannya, karena jika ambisi terlalu besar dibanding kemampuan, apa yang ingin dicapai sulit didapat. Juga, harus ada motivasi yang kuat, sehingga dalam mengejar apa yang diinginkan, menjadi bersemangat dan sungguh-sungguh.

Selain materi ini, karyawan PT. Telkom yang mengikuti training juga diingatkan tentang bakat yang diberikan Tuhan kepada manusia yang penting untuk dikembangkan agar dapat mencapai keberhasilan, baik bakat sebagai orang yang diberi kekuatan dalam hal pendengaran (auditory), penglihatan (visual), gerakan (kinestetik), penciuman (olfactory), ataupun pengecapan (gustatory). Banyak orang yang hidupnya tidak berhasil karena tidak menyadari atau bahkan mengabaikan anugerahnya ini, serta tidak mengembangkannya secara maksimal.

Para karyawan Telkom juga diingatkan kembali tentang pentingnya menggunakan dan mengucapkan kata-kata secara tepat dan benar, karena kata-kata yang keluar dari mulut seseorang pada akhirnya akan sangat mempengaruhi jalan kehidupannya.

Read more... Read more...

Selasa, 01 Februari 2011

Menangkap Kupu-kupu

Masalah finansial merupakan salah satu sumber gangguan kesehatan bagi sebagian besar orang. Survei perusahaan asuransi AXA pada 2010 ini mengungkapkan, dalam 12 bulan terakhir, 63 persen orang yang mengalami kesulitan keuangan menjadi stres. Bahkan orang yang bekerja di puncak karier, seperti manajemen puncak, juga mengalaminya, karena sebanyak 21 persen top manajer merasa tertekan akibat masalah finansial. Sementara stres akibat pekerjaan hanyalah 9 persen.

Seberapa besar penghasilan yang kita dapat, sangat tergantung pada cara dan mindset kita dalam bekerja. Tak sedikit orang yang setiap hari bekerja keras, banting tulang, sehingga diibaratkan kepala dibuat kaki dan kaki dibuat kepala, penghasilannya tetap saja minim, dan karir pun tidak beranjak, hanya di situ-situ saja. Mengapa?

Dulu, sebelum teknologi dan ilmu pengetahuan belum secanggih dan semaju saat ini, otot merupakan andalan utama untuk mendapatkan finansial. Semakin kuat tenaga dan semakin kekar otot yang dimiliki, harapan untuk mendapatkan penghasilan banyak semakin besar. Kini, dimana fungsi otot dapat digantikan mesin, paradigma orang untuk mendapat penghasilan bergeser. Alih-alih menggunakan otot, kini mereka menggunakan otak. Itu sebabnya orang yang sadar benar apa arti kesuksesan dan kesejahteraan hidup, akan berupaya untuk dapat menempuh pendidikan setinggi mungkin. Bahkan jika ada, S4 pun dikejar.

Strategi dan Pola berpikir! Itulah kunci untuk memperoleh kebebasan finansial pada saat ini. Dengan memberdayakan pikiran semaksimal mungkin, orang dapat sukses dan kaya raya tanpa harus bercucuran keringat setiap hari. Namun demikian banyak orang berkata, “Oh, saya sudah menggunakan otak saya secara maksimal. Saya pelajari ini itu, saya fikirkan ini itu, dan sebagainya. Tapi hasilnya tetap sama saja”.
Mungkin ada yang salah dari yang Anda lakukan. Atau mungkin juga cara yang Anda gunakan kurang tepat.

Umumnya orang-orang yang berada pada posisi puncak bukanlah orang-orang yang harus bercucuran keringat ketika bekerja. Sebaliknya, mereka bahkan duduk dalam ruangan yang luas, nyaman karena bersih dan ber-AC, dan lengkap dengan semua perabotan yang dibutuhkan, seperti televisi, DVD, bahkan kulkas. Penghasilan mereka pun besar. Bahkan teramat besar. Mengapa? Karena mereka tahu caranya.

Materi yang membuat kita kaya raya dan hidup nyaman laksana kupu-kupu dengan sayap indah berwarna-warni dan menggugah hasrat orang untuk menangkapnya. Maka dibuatlah jaring besar dan kupu-kupu itu dikejar. Jika dianalogikan dengan aktivitas orang mencari nafkah, itulah yang banyak terjadi setiap hari; mengejar materi dengan jaring hingga bercucur keringat, namun kupu-kupu belum tentu tertangkap.

Mengapa cara berfikir ini tidak kita balik, sehingga kupu-kupu lah yang mendatangi kita? Tak mungkin? Oh, mungkin saja, karena pada prinsipnya, segala sesuatu menjadi mungkin jika Anda BENAR-BENAR MAU.

Kupu-kupu sangat menyukai bunga-bunga berwarna-warni dan harum semerbak, karena nektar (madu bunga) yang menjadi makanannya, ada pada kelopak bunga-bunga itu. Jadi tanamilah kebun atau pekarangan rumah Anda dengan tanaman bunga, dan rawat, serta tingkatkan dari waktu ke waktu. Dijamin, banyak kupu-kupu akan datang tanpa diundang. Jika ini pun dianalogikan dengan cara kita mencari nafkah, maka jadikanlah diri kita semenarik, sehebat, dan sebagus mungkin sehingga orang tahu, melihat, dan akhirnya membutuhkan kita serta memberi kita pekerjaan/proyek. Hal ini tentu saja perlu kemauan, ketekunan, dan modal, tapi jika dibandingkan dengan hasil yang akan Anda dapat kelak, ‘pengorbanan’ itu tak seberapa.

Jangan pernah merasa cukup pada apa yang telah Anda miliki dan dapatkan, dan jangan pula menjadi yang biasa-biasa saja. Saat ini dunia kerja dan bisnis begitu kompetitif sehingga pesaing Anda pun takut dikalahkan. Maka tingkatkan terus diri Anda agar kemakmuran dapat diraih tanpa harus berlelah-lelah mengejarnya.

Penulis :
Kevin Wu Result Consultant
Managing director CoreAction Result Consulting
(Artikel ini telah dimuat di majalah mingguan GATRA edisi 27 Januari -2 Februari 2011)

Read more... Read more...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP