Selasa, 22 Maret 2011

Jurus Menjadi Pemimpin Hebat

Berapa banyak wanita yang menjadi seorang pemimpin hebat yang Anda ketahui? Margaret Tacher, Eleanor Roosevelt, Hillary Clinton, Madeline Albright, atau siapa lagi? Berapa banyak jumlah yang Anda sebutkan, jumlah mereka tetap tak sebanyak kaum pria yang menjadi pemimpin hebat.

Seperti ditulis Caitlin Friedman dan Kimberly Yorio dalam buku ‘The Girl’s Guide to Being a Boss’, penelitian yang dilakukan sejak awal 1980 menyimpulkan, apa yang diterapkan pria dalam hal kepemimpinan, tidak dapat diterapkan wanita. Bahkan penelitian itu menunjukkan, wanita memang tidak dipersiapkan untuk menjadi pemimpin, sehingga tak heran jika wanita yang menjadi teladan karena kehebatannya dalam memimpin, sangatlah jarang dan cenderung dapat dihitung dengan jari.

Banyak dari kita percaya, bahwa kemampuan memimpin adalah bakat alami, Namun Caitlin dan Kimberly menegaskan, memimpin bukan saja sesuatu yang tidak alamiah, tetapi juga sesuatu yang tak mudah.

Tapi bukan berarti Anda tidak bisa menjadi atasan yang hebat plus dicintai karyawan. Dengan langkah dan metode yang tepat, Anda bahkan dapat menjadi lebih 'perkasa' di mata karyawan dibanding pria.

Berikut tips dari trainer dan konsultan muda Indonesia, Kevin Wu Result Consultant, yang dikutip dari VIVAnews.com :

1. Terapkan pola kepemimpinan situasional
Dari semua model kepemimpinan yang ada, model kepemimpinan situasional merupakan model yang cocok untuk wanita. Sebab, model kepemimpinan ini secara kontinyu dapar menganalisis semua kebutuhan perusahaan dan bawahan. Dengan metode ini Anda dapat menjadi wanita tepat pada tempat dan waktu yang tepat pula.

2. Evaluasi kekuatan dan kelemahan secara kontinyu
Menurut penelitian yang dilakukan secara global, kejelasan organisasi, kemampuan manusia, komitmen karyawan, kepercayaan dan keyakinan diri dalam memimpin merupakan hal penting yang mempengaruhi kepuasan karyawan dalam organisasi. Karena itu, lakukan evaluasi secara terus menerus seputar kekuatan dan kelemahan Anda dalam memimpin agar Anda bisa terus produktif.

3. Berdayakan semua kemampuan dalam perusahaan
Menurut Meredith Belbin, penulis 'Management Teams: Why They Succeed or Fail', setiap elemen perusahaan memiliki satu peran, bahkan lebih, yang mempengaruhi kinerja perusahaan.

Kunci tim yang baik dan efisien adalah menciptakan keseimbangan sehat dari setiap individu, atau identifikasi peran yang Anda butuhkan dari masing-masing anggota tim, meskipun peran itu bukan kemampuan alami mereka.

4. Adil dan bertanggung jawab
Atasan yang baik harus mampu menilai dengan objektif kelebihan dan kekurangan staf. Mampu mengenali dan mengembangkan potensi staf. Berikan kesempatan bagi staf untuk menunjukkan potensinya. Berikan pula penghargaan bagi staf berprestasi.

Selain itu, berani mengambil tanggung jawab. Bila ada tugas tidak berjalan dengan semestinya, seorang atasan yang baik akan mengambil tanggung jawab dan melakukan perbaikan, bukan mencari kambing hitam.

Read more... Read more...

Selasa, 08 Maret 2011

Trik Kendalikan Emosi di Tempat Kerja

Emosi bisa tersulut di mana saja dan pada saat tak terduga. Salah satunya di di kantor ketika Anda di kelilingi stres.

Dibandingkan pria, wanita lebih emosional. Terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan Caitlin Friedman dan Kimberly Yorio, penulis 'The Girl’s Guide to being a Boss' yang menyebutkan, atasan wanita umumnya banyak mendapat kritikan karena terlalu emosional sehingga terkesan kurang profesional. Padahal bisnis adalah bisnis, usaha yang dibangun melalui sebuah kebersamaan sejumlah individu yang memiliki gaya dan kepribadian berbeda-beda.

Dalam bukunya, kedua penulis itu mengungkapkan, hal-hal yang paling membuat karyawan wanita, terutama yang menduduki posisi atas, emosional adalah ketika memutuskan untuk merekrut, memecat, mengevaluasi, dan mempromosikan karyawan.

Ketika mengevaluasi misalnya, manajer yang baik seharusnya memperhatikan kelebihan dan kekurangan karyawan. Saat menemukan karyawan dengan kinerja di bawah rata-rata, ada dua pilihan yang bisa diambil. Memecat atau memberikan mereka kesempatan lagi.

Berbicara soal pemecatan bukanlah perkara enteng, karena memecat bisa berarti mengambil kelangsungan dan kesejahteraan kehidupan seseorang, bahkan mungkin kehidupan keluarganya. Emosi pasti akan ikut bermain di sini.

Agar pemimpin wanita mampu mengelola emosi di berbagai kondisi, berikut tips dari Kevin Wu Result Resultant yang dikutip dari VIVAnews.com.

1. Utamakan kepentingan lebih besar (perusahaan)
Perasaan selalu menghasilkan sesuatu yang subyektif karena kerap ditunggangi perasaan like and dislike, atau kepentingan pribadi. Padahal untuk membuat sebuah kebijakan yang profesional dan tepat, dibutuhkan penilaian dan pertimbangan secara proporsional, tidak memihak, dan lepas dari segala kepentingan pribadi, kecuali kepentingan perusahaan.

2. Gunakan pikiran logis
Pikiran menghasilkkan sesuatu yang objektif, karena orang yang menggunakan pikiran akan melihat persoalan dari semua sisi dan berdasarkan fakta serta realita, bukan berdasarkan apa yang dia rasakan. Karenanya, orang yang memutuskan dengan berdasarkan pemikiran, akan menghasilkan kebijakan dan tindakan yang jauh lebih baik dan tidak emosional.

3. Berlatih konsisten
Biang kekisruhan, salah satunya sikap tidak konsisten. Sikap ini bahkan dapat membuat sesuatu yang seharusnya lancar dan benar, menjadi sebaliknya. Itu sebabnya konsistensi dapat menjaga seorang pemimpin dari kemungkinan bertindak secara emosional.

Read more... Read more...

CoreAction Kembali Training Karyawan PT. Djarum

PT. Djarum kembali memberi kepercayaan kepada CoreAction Result Consulting untuk memberikan pelatihan bagi karyawan-karyawannya. Kali ini pelatihan diberikan di Hotel Summer Hill, Bandung, Minggu (6/3/2011), untuk 48 karyawan level empat ke bawah atau para supervisor dan staf yang bertugas di kawasan Bandung dan sekitarnya.

“Pelatihan ini diberikan untuk meningkatkan performa mereka,” Arya Wirayodha Partawijaya, HRD Trainning PT. Djarum.

Berbeda dengan pelatihan sebelumnya, kali ini pelatihan yang diberikan lebih banyak berupa game-game dan simulasi agar para karyawan dua hari sebelumnya, yakni Jumat (4/3/2011) dan Sabtu (5/3/2011) menjalani rapat intern untuk mambahas finansial, tidak jenuh dan stress. Game-game dan simulasi tersebut di antaranya permainan kacang, matematika, kanji transfer, spider tunnel, trust fall, dan gincu mix. CoreAction mengemas pelatihan ini sebagai paket Peak Performance Team (PPT).

“Training ini asyik! Saya merasa plong!” ujar seorang peserta yang nampak bersemangat setelah mengikuti permainan trust fall. “Saya ketagihan,” ujar seorang yang lain.

Kevin Wu Result Consultant sebagai pemandu training menjelaskan, sesuai permintaan PT. Djarum, training ini lebih ditujukan untuk membina kekompakan tim. “Karena itu lebih banyak game dan simulasi,” ujarnya.

Dalam permainan trust fall misalnya, sebuah kelompok yang dianalogikan sebagai sebuah tim, benar-benar harus kompak, satu kata, dan satu hati, karena jika individu-individu dalam kelompok ini ada satu saja yang ‘mbalelo’, maka tim ini akan menghadapi resiko yang lumayan besar. Pasalnya, permainan ini mengharuskan salah seorang anggota kelompok menjatuhkan diri dari ketinggian, sementara anggota kelompok yang lain harus menangkap tubuhnya. Jika salah satu anggota tim yang bertugas menangkap melakukan tugasnya dengan setengah hati sehingga rentangan tangannya yang digunakan untuk nenangkap, mengendur, maka mungkin sekali anggota tim yang menjatuhkan diri akan jatuh ke halaman hotel yang ditumbuhi rumput gajah Jepang.

Untuk permainan matematika, setiap individu dalam tim dituntut untuk teliti, cermat, dan membaca dulu perintah yang diterakan pada lembar soal, sebelum mengisi soal-soal di bawah perintah itu. Namun demikian hamper semua peserta, karena diberi waktu hanya 60 detik untuk mengerjakan soal, mereka mengerjakannya dengan terburu-buru tanpa membaca dulu perintahnya, sehingga semua jawaban yang diberikan, salah.

Dari semua permainan dan simulasi yang diberikan, para peserta menarik kesimpulan bahwa untuk memiliki tim yang solid yang mampu mencapai setiap target yang diberikan perusahaan, dibutuhkan kerja sama yang baik, komunikasi yang baik, mendahulukan kepentingan tim dibanding kepentingan pribadi, memahami dan menjalankan aturan secara benar, dan lain sebagainya.

“Saya puas pada materi yang diberikan, karena apa yang kita inginkan, kita dapatkan,” kata Arya Wirayodha Partawijaya.

Read more... Read more...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP