Menangkap Kupu-kupu
Masalah finansial merupakan salah satu sumber gangguan kesehatan bagi sebagian besar orang. Survei perusahaan asuransi AXA pada 2010 ini mengungkapkan, dalam 12 bulan terakhir, 63 persen orang yang mengalami kesulitan keuangan menjadi stres. Bahkan orang yang bekerja di puncak karier, seperti manajemen puncak, juga mengalaminya, karena sebanyak 21 persen top manajer merasa tertekan akibat masalah finansial. Sementara stres akibat pekerjaan hanyalah 9 persen.
Seberapa besar penghasilan yang kita dapat, sangat tergantung pada cara dan mindset kita dalam bekerja. Tak sedikit orang yang setiap hari bekerja keras, banting tulang, sehingga diibaratkan kepala dibuat kaki dan kaki dibuat kepala, penghasilannya tetap saja minim, dan karir pun tidak beranjak, hanya di situ-situ saja. Mengapa?
Dulu, sebelum teknologi dan ilmu pengetahuan belum secanggih dan semaju saat ini, otot merupakan andalan utama untuk mendapatkan finansial. Semakin kuat tenaga dan semakin kekar otot yang dimiliki, harapan untuk mendapatkan penghasilan banyak semakin besar. Kini, dimana fungsi otot dapat digantikan mesin, paradigma orang untuk mendapat penghasilan bergeser. Alih-alih menggunakan otot, kini mereka menggunakan otak. Itu sebabnya orang yang sadar benar apa arti kesuksesan dan kesejahteraan hidup, akan berupaya untuk dapat menempuh pendidikan setinggi mungkin. Bahkan jika ada, S4 pun dikejar.
Strategi dan Pola berpikir! Itulah kunci untuk memperoleh kebebasan finansial pada saat ini. Dengan memberdayakan pikiran semaksimal mungkin, orang dapat sukses dan kaya raya tanpa harus bercucuran keringat setiap hari. Namun demikian banyak orang berkata, “Oh, saya sudah menggunakan otak saya secara maksimal. Saya pelajari ini itu, saya fikirkan ini itu, dan sebagainya. Tapi hasilnya tetap sama saja”.
Mungkin ada yang salah dari yang Anda lakukan. Atau mungkin juga cara yang Anda gunakan kurang tepat.
Umumnya orang-orang yang berada pada posisi puncak bukanlah orang-orang yang harus bercucuran keringat ketika bekerja. Sebaliknya, mereka bahkan duduk dalam ruangan yang luas, nyaman karena bersih dan ber-AC, dan lengkap dengan semua perabotan yang dibutuhkan, seperti televisi, DVD, bahkan kulkas. Penghasilan mereka pun besar. Bahkan teramat besar. Mengapa? Karena mereka tahu caranya.
Materi yang membuat kita kaya raya dan hidup nyaman laksana kupu-kupu dengan sayap indah berwarna-warni dan menggugah hasrat orang untuk menangkapnya. Maka dibuatlah jaring besar dan kupu-kupu itu dikejar. Jika dianalogikan dengan aktivitas orang mencari nafkah, itulah yang banyak terjadi setiap hari; mengejar materi dengan jaring hingga bercucur keringat, namun kupu-kupu belum tentu tertangkap.
Mengapa cara berfikir ini tidak kita balik, sehingga kupu-kupu lah yang mendatangi kita? Tak mungkin? Oh, mungkin saja, karena pada prinsipnya, segala sesuatu menjadi mungkin jika Anda BENAR-BENAR MAU.
Kupu-kupu sangat menyukai bunga-bunga berwarna-warni dan harum semerbak, karena nektar (madu bunga) yang menjadi makanannya, ada pada kelopak bunga-bunga itu. Jadi tanamilah kebun atau pekarangan rumah Anda dengan tanaman bunga, dan rawat, serta tingkatkan dari waktu ke waktu. Dijamin, banyak kupu-kupu akan datang tanpa diundang. Jika ini pun dianalogikan dengan cara kita mencari nafkah, maka jadikanlah diri kita semenarik, sehebat, dan sebagus mungkin sehingga orang tahu, melihat, dan akhirnya membutuhkan kita serta memberi kita pekerjaan/proyek. Hal ini tentu saja perlu kemauan, ketekunan, dan modal, tapi jika dibandingkan dengan hasil yang akan Anda dapat kelak, ‘pengorbanan’ itu tak seberapa.
Jangan pernah merasa cukup pada apa yang telah Anda miliki dan dapatkan, dan jangan pula menjadi yang biasa-biasa saja. Saat ini dunia kerja dan bisnis begitu kompetitif sehingga pesaing Anda pun takut dikalahkan. Maka tingkatkan terus diri Anda agar kemakmuran dapat diraih tanpa harus berlelah-lelah mengejarnya.
Penulis :
Kevin Wu Result Consultant
Managing director CoreAction Result Consulting
(Artikel ini telah dimuat di majalah mingguan GATRA edisi 27 Januari -2 Februari 2011)
Seberapa besar penghasilan yang kita dapat, sangat tergantung pada cara dan mindset kita dalam bekerja. Tak sedikit orang yang setiap hari bekerja keras, banting tulang, sehingga diibaratkan kepala dibuat kaki dan kaki dibuat kepala, penghasilannya tetap saja minim, dan karir pun tidak beranjak, hanya di situ-situ saja. Mengapa?
Dulu, sebelum teknologi dan ilmu pengetahuan belum secanggih dan semaju saat ini, otot merupakan andalan utama untuk mendapatkan finansial. Semakin kuat tenaga dan semakin kekar otot yang dimiliki, harapan untuk mendapatkan penghasilan banyak semakin besar. Kini, dimana fungsi otot dapat digantikan mesin, paradigma orang untuk mendapat penghasilan bergeser. Alih-alih menggunakan otot, kini mereka menggunakan otak. Itu sebabnya orang yang sadar benar apa arti kesuksesan dan kesejahteraan hidup, akan berupaya untuk dapat menempuh pendidikan setinggi mungkin. Bahkan jika ada, S4 pun dikejar.
Strategi dan Pola berpikir! Itulah kunci untuk memperoleh kebebasan finansial pada saat ini. Dengan memberdayakan pikiran semaksimal mungkin, orang dapat sukses dan kaya raya tanpa harus bercucuran keringat setiap hari. Namun demikian banyak orang berkata, “Oh, saya sudah menggunakan otak saya secara maksimal. Saya pelajari ini itu, saya fikirkan ini itu, dan sebagainya. Tapi hasilnya tetap sama saja”.
Mungkin ada yang salah dari yang Anda lakukan. Atau mungkin juga cara yang Anda gunakan kurang tepat.
Umumnya orang-orang yang berada pada posisi puncak bukanlah orang-orang yang harus bercucuran keringat ketika bekerja. Sebaliknya, mereka bahkan duduk dalam ruangan yang luas, nyaman karena bersih dan ber-AC, dan lengkap dengan semua perabotan yang dibutuhkan, seperti televisi, DVD, bahkan kulkas. Penghasilan mereka pun besar. Bahkan teramat besar. Mengapa? Karena mereka tahu caranya.
Materi yang membuat kita kaya raya dan hidup nyaman laksana kupu-kupu dengan sayap indah berwarna-warni dan menggugah hasrat orang untuk menangkapnya. Maka dibuatlah jaring besar dan kupu-kupu itu dikejar. Jika dianalogikan dengan aktivitas orang mencari nafkah, itulah yang banyak terjadi setiap hari; mengejar materi dengan jaring hingga bercucur keringat, namun kupu-kupu belum tentu tertangkap.
Mengapa cara berfikir ini tidak kita balik, sehingga kupu-kupu lah yang mendatangi kita? Tak mungkin? Oh, mungkin saja, karena pada prinsipnya, segala sesuatu menjadi mungkin jika Anda BENAR-BENAR MAU.
Kupu-kupu sangat menyukai bunga-bunga berwarna-warni dan harum semerbak, karena nektar (madu bunga) yang menjadi makanannya, ada pada kelopak bunga-bunga itu. Jadi tanamilah kebun atau pekarangan rumah Anda dengan tanaman bunga, dan rawat, serta tingkatkan dari waktu ke waktu. Dijamin, banyak kupu-kupu akan datang tanpa diundang. Jika ini pun dianalogikan dengan cara kita mencari nafkah, maka jadikanlah diri kita semenarik, sehebat, dan sebagus mungkin sehingga orang tahu, melihat, dan akhirnya membutuhkan kita serta memberi kita pekerjaan/proyek. Hal ini tentu saja perlu kemauan, ketekunan, dan modal, tapi jika dibandingkan dengan hasil yang akan Anda dapat kelak, ‘pengorbanan’ itu tak seberapa.
Jangan pernah merasa cukup pada apa yang telah Anda miliki dan dapatkan, dan jangan pula menjadi yang biasa-biasa saja. Saat ini dunia kerja dan bisnis begitu kompetitif sehingga pesaing Anda pun takut dikalahkan. Maka tingkatkan terus diri Anda agar kemakmuran dapat diraih tanpa harus berlelah-lelah mengejarnya.
Penulis :
Kevin Wu Result Consultant
Managing director CoreAction Result Consulting
(Artikel ini telah dimuat di majalah mingguan GATRA edisi 27 Januari -2 Februari 2011)
0 komentar:
Posting Komentar